24 April 1996, tepatnya 14 tahun
yang lalu.. suatu peristiwa tragis menimpa para pahlawan reformasi..
tepatnya teman-teman mahasiswa di kampus Hijau, Universitas Muslim
Indonesia.. Penyerangan terhadap mahasiswa di kampus UMI makasssar telah
dilakukan secara beringas oleh dwitunggal TNI-Polri, kala itu.
Penyerangan ini berbuntut hilangnya nyawa 3 mahasiswa UMI yang sampai
sekarang belum diketahui pasti apa penyebab kematian dan siapa
pelakunya.
Perjuangan
gerakan mahasiswa di Indonesia hanya mengukir dan mencatat peristiwa
Trisakti, Semanggi I dan semaggi dua sebagai catatan sejarah yang
senantiasa layak dikenang dan diagung-agungkan. Padahal beberapa waktu
sebelum itu telah terjadi sebuah peristiwa penting, sebagai langkah
perlawan para mahasiswa terhadap pemeritah dalam memperjuangkan
reformasi di Negeri ini, yakni AMARAH (April Makassar Berdarah).
Peristiwa itu mengukir torehan daftar merah sejarah peradaban
kontroversi antara aparat dan mahasiswa. Apalagi terukir ada tiga
mahasiswa yang menjadi tumbal peristiwa itu. Mereka adalah Tasrif
Daming, Andi Sultan Iskandar dan Syaiful Biya.
Peristiwa
ini berawal dari terbitnya SK. wali kota Ujung Pandang mengenai
kenaikan tarif pete’-pete (angkot) dengan kenaikan yang sangat
fantastis, sekitar 100%.. Jelas ini sangat menambah kesulitan para
penduduk kota ujung pandang terlebih para mahasiswa dan pelajar yang
hidup dalam keadaan pas-pasan. Sehingga menimbulkan reaksi dari
rekan-rekan mahasiswa. Adapun pemicu penyeragan, sampai saat ini masih
simpang siur. berbagai versi muncul mengenai hal ini. Tapi bagaimanapun
pemicunya, kejadian penyerangan aparat dengan senjata dan panser mereka
ke wilayah pendidikan merupakan suatu perbuatan yang sangat biadap serta
tidak etis dilakukan oleh para pencari nafkah bersumber dari pajak
rakyat negeri ini. Senjata dan Panser yang seharusnya digunakan di medan
perang, malah digunakan di medan para penuntut ilmu yang lagi
memperjuangkan haknya, malah masuk kampus. Sungguh ironis, tragis, dan
kata-kata lainnnya terhadap kejadian ini.
Pada
peringatan AMARAH k 14 ini (esok hari), teman-teman sudah bertekat
untuk membuka kembali peristiwa ini dengan membawanya ke ranah yang
sesuai demi mencari kebenaran dan keadilan. Jika peringatan
sebelum-sebelumnya hanya dengan ceremony tapi pada peringatan ke 14 ini
akan berbeda. Sudah saatnya mengusut kejadian ini agar bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua sekaligus sedikit mengurangi rasa sakit para
orang tua korban. Semoga perjuangan ini senantiasa diridhai dan diberi
kemudahan oleh Allah swt. Amin…!!!
Akhir
kata, penulis mengajak kawan-kawan di seluruh penjuru negeri ini
memberikan doa dan dukungannya. Sekalian mengirimkan doa atas arwah para
korban. Teruslah berjuang kawan….!!! Jangan pernah redup untuk
menegakan hak-hak kita sebagai penduduk negeri ini.
REFLEKSI 14 TAHUN APRIL MAKASSAR BERDARAH….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar